Catatan Redaksi

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan atau keberatan dengan penayangan artikel dan atau berita, anda dapat juga mengirimkan artikel atau berita sanggahan dan koreksi kepada redaksi kami, sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (11 dan 12) undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email Redaksi atau Hubungi No telpon tercantum di bok redaksi

Iklan Disini

Breaking News

Memoriam Almarhum Jendral Purnawirawan Sarwo Edhie Wibowo Oleh SBY Dalam Sambutan Ziarah

Purworejo — Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ke-6 Republik Indonesia, melakukan ziarah ke makam mertuanya, Jenderal TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo, di Ngupasan, Pangenjurutengah, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa siang. SBY tiba di lokasi sekitar pukul 13.15 WIB, disambut keluarga besar serta para hadirin yang sejak awal menunggu kedatangannya.

Dalam kesempatan itu, SBY — yang merupakan suami dari almarhumah Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono), putri ketiga Jenderal Sarwo Edhie — menyampaikan doa dan refleksi panjang mengenai jasa serta keteladanan sang pahlawan nasional.

“Prajurit Sejati, Teguh pada Negara, dan Lurus pada Kebenaran”

Di hadapan para hadirin, SBY mengurai kembali perjalanan hidup Sarwo Edhie Wibowo yang menurutnya tidak hanya sarat prestasi, namun juga penuh keteguhan prinsip. Ia mengingat hari pemakaman mertuanya pada 10 November 1989, tepat pada peringatan Hari Pahlawan.

“Saat itu saya masih Letnan Kolonel dan baru selesai Seskoat. Pemakaman dipimpin Jenderal Edi Sudradjat, dengan para sesepuh TNI hadir, termasuk Jenderal Faisal Tanjung dan Jenderal Wismoyo Arismunandar,” kenang SBY.

Menurutnya, meski wafat pada usia yang relatif muda, Sarwo Edhie meninggalkan teladan yang kuat: disiplin, keberanian, dan keteguhan pada negara apa pun situasinya.


SBY menegaskan bahwa riwayat perjuangan Sarwo Edhie bukan sekadar catatan militernya, melainkan bagian penting dari perjalanan bangsa:

- Pejuang sejak 1945 dan turut bergerak dalam Palagan Ambarawa, momen yang mengubah pengakuan dunia terhadap eksistensi Indonesia.

- Berkiprah dalam RPKAD (Kopassus), terlibat dalam Operasi Trikora dan Dwikora, serta berbagai tugas operasi lain.

- Menempuh pendidikan militer di Amerika Serikat dan Australia, menjadi motor modernisasi pendidikan komando dan lintas udara.

- Menjabat Gubernur Akabri selama empat tahun.

- Menjadi Duta Besar RI untuk Korea Selatan, serta Inspektur Jenderal Kemlu.

- Ditugasi Presiden Soeharto memimpin BP7, lembaga yang mengawal penghayatan Pancasila.

SBY juga menyinggung peran Sarwo Edhie saat penentuan keputusan politik di Papua melalui jajak pendapat PBB, di mana almarhum bertugas memastikan proses berjalan aman dan tertib.

Dalam sambutannya, SBY mengungkap pesan yang paling diingat dari mertuanya:
meski menghadapi kondisi politik yang pelik, seorang prajurit tidak boleh membenci negaranya. SBY menyampaikan hormatnya untuk keteguhan sikap dan pesan untuk generasi setelahnya

“Ada masa ketika almarhum diajak kekuatan tertentu untuk melakukan perlawanan, tetapi jawabannya tegas: ‘Tidak mungkin. Ini negara kita. Bila memberi saran, sampaikan dengan baik. Jangan melawan negara yang kita ikut dirikan.’” tutur SBY.

Menurutnya, itulah nilai yang diwariskan Sarwo Edhie — cinta tanah air, disiplin, dan kesetiaan pada konstitusi.

SBY juga menyinggung sosok Ibu Sunarti Srihadiyah, istri Sarwo Edhie, yang dimakamkan berdampingan dengan suaminya. Ia menyebut keberanian sang ibu saat rumahnya berulang kali didatangi patroli Belanda pada masa perang gerilya. SBY menyampaikan rasa kagum atas ketabahan istri Sarwo Edhie dalam masa perang.

“Beliau pernah diinterogasi, tapi tetap teguh menjaga rahasia. Itu heroisme seorang istri prajurit,” kata SBY.

SBY mengingatkan bahwa Purworejo merupakan tanah kelahiran banyak tokoh penting Indonesia:
Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Urip Sumoharjo, hingga pencipta lagu Indonesia Raya, WR Supratman.

“Purworejo harus bangga sebagai kota pejuang,” ujarnya.

SBY juga mengisahkan kenangan pertamanya datang ke area pemakaman ini sebagai taruna tingkat empat — saat ia diperintahkan Sarwo Edhie untuk menentukan arah kiblat makam keluarga.

Ketika Sarwo Edhie wafat, SBY-lah yang kembali datang lebih dulu pada malam hari, hujan-hujanan, untuk memastikan arah pemakaman mertuanya tepat.

Menutup sambutannya, SBY mengajak seluruh hadirin mendoakan almarhum Sarwo Edhie Wibowo dan almarhumah Sunarti Srihadiyah agar mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan.

“Semoga segala amal, perjuangan, dan cita-cita baik beliau dapat diteruskan oleh anak cucu dan generasi bangsa,” ucapnya. (IMRN)

Mustakim

www.radar007.co.id
© Copyright 2022 - Radar007