Catatan Redaksi

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan atau keberatan dengan penayangan artikel dan atau berita, anda dapat juga mengirimkan artikel atau berita sanggahan dan koreksi kepada redaksi kami, sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (11 dan 12) undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email Redaksi atau Hubungi No telpon tercantum di bok redaksi

Iklan Disini

Breaking News

Mengenal Sosok Aipda Putu Eka Purnawyanti: Polwan Sederhana, Ibu Tangguh, dan Pecinta Hewan yang Dihantam Fitnah

Radar007 | DENPASAR – Awak media menelusuri lebih dalam sosok Aipda Putu Eka Purnawyanti SH, seorang Polwan yang selama ini dikenal sederhana, pekerja keras, dan penuh kasih sayang. Ia adalah putri pertama dari Ipda (Purn) I Ketut Ruja, seorang polisi yang purna tugas pada tahun 2018. Sang ayah selalu berpesan, “Jadilah Polri yang profesional dan suka menolong.” Pesan inilah yang terus dipegang teguh oleh Putu Eka hingga kini.

Selama 23 tahun berdinas, nama Putu Eka bersih dari masalah. Ia pernah dipercaya dua kali menjadi Spri Kapolres Gianyar, yaitu pada masa kepemimpinan AKBP Drs. I Dewa Made Parsana,M.Si dan AKBP Drs.I Dewa putu Anom,S.H.,M.Si Setelah itu, ia menjalani 17 tahun dinas di Satintelkam Polres Gianyar dengan penuh integritas tanpa cela. Pada tahun 2024, demi meniti karir, ia kemudian dimutasi ke Paminal Polda Bali.

Namun, perjalanan kariernya yang mulus justru tercoreng ketika ia dituduh melakukan intimidasi terhadap seorang wartawan bernama Andre Sulla dari Radar Bali. Tuduhan itu cepat diviralkan oleh puluhan media dengan narasi yang tidak baik, seolah-olah menutup mata terhadap rekam jejak panjang Putu Eka yang bersih. Padahal, menurut informasi lain, perselisihan sebenarnya melibatkan orang bernama Dede dengan Andre Sulla. Lantas, mengapa justru Putu Eka yang disorot?

Pengamat hukum Bagio,S.H.,M.H., menilai penyidik Unit 3 Paminal Propam Polda Bali terlalu memaksakan perkara ini dan tidak memberi ruang mediasi antara Putu Eka dan Andre Sulla. Ia juga menilai ada indikasi kebencian bahkan kepentingan politik yang membayangi kasus ini. Menariknya, ketika dede mencoba menghubungi Andre Sulla untuk mengkonfirmasi, namun Andre sulla itu memblokir nomor WhatsApp Dede. Sikap yang dinilai tidak profesional.

Terlepas dari fitnah yang dialamatkan kepadanya, Putu Eka tetap menjalani hidup dengan penuh kesabaran. Single parent dengan tiga (3) putri, ia bangun setiap pukul 03.00 (WITA) pagi untuk memasak dagangan untuk di jual di sekolah anak-anaknya. Jam 06.00 ia mengantar anak anaknya sekolah dengan naik sepeda motor sebelum melanjutkan dinas. Pulang kerja, ia pergi ke pasar membeli bahan untuk membuat canang dan dagangan yang dijual tanpa rasa gengsi. Para terangga rumahnya menyebut Putu Eka sebagai pribadi ringan tangan, ramah, suka menolong, dan tidak pernah mengganggu tugas kedinasannya.

Lebih dari itu, Putu Eka juga dikenal memiliki kepedulian besar terhadap hewan. Ia merawat 18 ekor anjing terlantar yang ditemuinya di jalan. Hasil jualan canang dan makanan ringan ia sisihkan untuk membeli pakan dan biaya perawatan, bahkan dokter hewan bila ada yang sakit. Baginya, “kalau bukan saya siapa lagi yang menolong mereka?

Inilah wajah lain dari seorang polwan Bali. Aipda Putu Eka Purnawyanti adalah potret keteguhan, kesederhanaan, dan kepedulian. 

Seorang ibu tangguh, anggota Polri berintegritas, serta manusia yang tetap berdiri tegar meski dihantam fitnah dan ketidakadilan.


[alex]
© Copyright 2022 - Radar007